Kamis, 01 Desember 2011
senyum plastik
Kesibukan gue sama sekolah dan temen udah bantu ngalihin pikiran gue dr si ex. Seengganya sedikit banyak gue mulai bisa move on step by step. Tapi ini bukan berarti gue ngelupain dia bgitu aja. Sekeras apapun usaha gue, hal itu tetep impossible buat di lakuin. Tapi yg jelas sedikit banyak ini udah bisa ngapus kesedihan gue, dan gue mulai bisa balik ceria kaya dulu. Walaupun tetep ga sama, dan ini cuma senyum plastik. Gue ga mau orang lain tau atau mungkin ngeliat kesedihan yg gue rasain, gue rasa cukup hati gue dan Allah yg tau.
Belum lama ini gue denger dr temen gue mreka abis aniversarry yg ke 6. Hemm gue sempet bingung karna spengetahuan gue mestinya mereka udah lebih lama dr itu. Yaa mungkin mreka putus sambung kali yaa(siapa peduli). Yauda, congrats aja cukup kan..
Ada satu pertanyaan yg muncul di pikiran gue. Baaimana bisa dia merayakan kesengan dan kesedihan dlm waktu yg bersamaan? Diaat mereka merayakan kesenangannya, di satu sisi dlm hati kecilnya dia sebenarnya masih menyimpan kesedihan entah itu sedikit barangkali. Gue ga pernah bener-bener tau, kenapa dia memilih tanggal yg sama dengan tgl jadian kami dulu. Praduga gue adalah, dia menjadikannya alibi untuk menutupi kesedihannya n bahwa sebenarnya dia ga ingin hari besarnya itu berakhir. Tapi entahlah, ini hanya sekedar praduga seperti gue bilang tadi. Biar ini jadi rahasia dia dan Allah.
Walaupun sebenernya gue ngerasa ini ga fair buat gue. Karna bayangkan aja bagaimana sakitnya jika kenangan lu sama orang yg pernah lu anggap spesial tiba-tiba digantikan begitu aja dengan orang lain? Gue rasa lu ga akan pernah bisa ngukur seberapa dalem hati gue tersayatnya.
Senin, 28 November 2011
lost&found
ok, enjoy for read this! :)
Sebelum Adit pergi , mereka sempet merayakan ulang tahun Tita yang ke-15 di markas mereka itu. Jelas terlihat Tita begitu bahagia. Saat Adit memberikan Tita hadiah berupa amplop, Tita bingung dan berkata, “ ini amplop apaan dit?” lalu Adit menjawab “Tita boleh buka itu tapi nanti ya..” hanya ekspresi bingung dan jg penasaran yang di tunjukan oleh Tita. Dirumah, Tita langsung membuka amplop itu. Dan Tita terkejut ketika melihat sebuah gambar seperti peta harta karun yang di berikan oleh Adit. Tita hanya mengabaikan gambar itu, karna dia pikir itu cuma keisengan Adit.
Keesokan harinya Adit berangkat menuju ke Singapure bersama keluarganya, Adit pergi dengan perasaan gelisah karna dia pergi tanpa pamit ke Tita. Adit sengaja tidak memberitahu Tita tentang kepergiannya karna dia tidak ingin Tita sedih. Dia juga berpesan pada orangtuanya Tita untuk tidak memberitahu Tita. Disamping itu, Tita sedang kebingungan karna seharian Adit tidak muncul bahkan di rumahnya sekalipun Adit tidak ada. Mamanya gerah dengan pertanyaan Tita yang sedari tadi menanyakan Adit. Akhirnya dengan hati-hati mamanya menjelaskan pada Tita, “sebenarnya Adit dan keluarganya sudah pergi ke Singapure hari ini dan akan menetap disana, dia bilang sama mama supaya ga kasih tau kamu..” Tita yang merasa kecewa hanya bisa diam dan menangis, lalu ia pergi ke kamarnya.
Tiba-tiba Tita teringat dengan amplop pemberian Adit. Setelah dia amati lagi gambar itu barulah dia sadar kalau tempat itu ternyata tidak asing, dan di bawahnya terdapat note kecil bertuliskan ‘markas kita’. Tita langsung pergi menuju ke taman dan mengikuti petunjuk yang ada di peta itu. Di gambar itu bagian yang bertanda silang ternyata ada di bawah pohon dekat ayunan, dan benar saja ternyata di pohon itu memang sudah ada tandanya. Segera Tita menggali gundukan tanah itu, lalu Tita menemukan sebuah kotak kecil yang di dalamnya terdapat foto-fotonya bersama Adit sejak kecil dan sebuah surat. Dengan penasaran Tita pun membukanya.
Maaf kalau gue ga cerita sebelumnya tentang rencana kepergian gue, gue cuma gamau lu kecewa. Ta, sebenernya gue suka sama lu. Tapi gue ga pernah bilang karna gue tau kita sahabat. Gue janji pasti balik lagi, dan nanti kalo kita udah gede gue mau bilang langsung perasaan gue. Tunggu gue yaa.. Seketika wajah Tita memerah. Ia malu, tapi juga sedih.
lost&found
Kini Tita sudah berusia 17 tahun dan sebentar lagi akan lulus SMA. Perlahan-lahan Tita sudah mulai bisa melupakan sahabat kecilnya, Adit. Disampingnya sekarang sudah ada sosok yang mengalihkan pikiran Tita dari Adit, dia adalah Rico pacar Tita.
Setelah lulus SMA Tita melanjutkan kuliah di suatu Universitas negri di Jakarta. Adit yang juga sudah lulus, memutuskan untuk kuliah di Indonesia. Dia menyampaikan rencananya untuk kembali ke Jakarta. Pada awalnya ayahnya keberatan, namun akhirnya ayahnya mengizinkannya setelah Adit terus membujuk ayahnya.
Tak lama kemudian Adit kembali ke Jakarta, ia tinggal di sebuah rumah kost dan Adit juga kuliah di kampus yang sama dengan Tita. Tapi mereka berdua tidak saling tau satu sama lain. Adit memilih jurusan yang berbeda dengan Tita. Tita mengambil jurusan Ilmu Komunikasi sedangkan Adit mengambil jurusan Manageman bisnis. Adit sudah tinggal beberapa bulan di Jakarta namun ia bingung harus menghubungi Tita kemana. Adit ragu untuk datang langsung ke rumahnya karna mereka sudah lama lost contact. Dan saat itu Adit merasa belum siap walaupun sebenarnya dia sangat rindu dengan sahabat kecilnya itu.
Suatu ketika Tita sedang makan siang di suatu café dengan Rico, Adit datang ke café yang sama lalu Tita melihat Adit yang sdang memesan minuman. Tita terus saja memperhatikan laki-laki itu, ia merasa yakin itu Adit tapi di satu sisi ia juga ragu. Tita tidak tau bahwa Adit sebenarnya sudah kembali. Kemudian Rico menegurnya dan berkata “kamu lihat apa?” sambil memperhatikan sekelilingnya. Dan Tita hanya menjawab sekenanya, “emm itu tadi sepertinya sahabatku dulu, tapi.. mungkin aku salah liat.” Setelah kejadian itu sepanjang perjalanan pulang Tita hanya diam sambil memikirkan sesuatu. Dan Rico kembali bertanya, “kamu kenapa, masih kepikiran yang tadi?” Tita hanya menggelengkan kepala dan terus diam.
Sejak kejadian itu Tita jadi mulai sering mengingat sahabatnya lagi, dia begitu rindu dengan Adit.Tapi Tita tetap berusaha menutupi perasaannya dari Rico.
Kali ini di kampus, lagi-lagi mereka bertemu dalam suatu pertemuan yang tidak di sengaja. Saat itu sedang ada acara kampus, dan Tita menjadi vocalis dalam paduan suara. Adit yang duduk di bangku penonton terlihat kaget saat mengetahui bahwa yang ia liat itu adalah Tita. Setelah acara selesai Adit bergegas ke backstage untuk memastikannya. Ia melihat Tita sedang mengobrol di antara teman-temannya, setelah ia melihat situasi yang sudah memungkinkan barulah Adit datang menghampiri.
lost&found
Adit melangkah dengan hati-hati menghampiri Tita, seketika Tita yang menengok ke arahnya terkejut lalu berkata, “Adit?” Adit pun hanya membalas sapaannya dengan senyuman. Lalu Tita berkata lagi, “benar Adit kan?” dan Adit menjawab “iya Tita, ini Adit. Long time no see..” Tita masih tidak percaya bahwa yang ia lihat di hadapannya itu Adit. Setelah itu mereka pergi berdua ke halaman kampus kemudian Adit memulai pembicaraan, “apa lu udah baca surat gue waktu itu? Lu percaya kan gue pasti balik, sekarang gue dateng buat tepatin janji gue ta..” dan Tita berkata “lu ga pernah tau kan dit, gimana perasaan gue waktu lu pergi gitu aja, gue bingung dit.. selama itu juga lu ga pernah kasih kabar. Dan lu biarin gue buat terus nunggu lu..” “maafin Adit ta..” jawab Adit.
Setelah beberapa lama Tita mulai bisa memaafkan Adit, mereka mulai kembali dekat seperti dulu. Rico yang merasa hubungannya semakin renggang dengan Tita mulai bingung, kenapa Tita berubah. Kemudian Rico memutuskan untuk membicarakannya dengan Tita.
Suatu ketika Rico mengajak Tita makan siang di café, Rico mulai menanyakan tentang perubahan sikap Tita belakangan ini. Tita merasa tersinggung ketika Rico mulai memojokkannya dengan menuduhnya mulai bosan dengan Rico. Kemudian Tita pergi dari tempat itu meninggalkan Rico. Setelah pertengakaran itu Rico berniat meminta maaf pada Tita, saat Rico dalam perjalanan menuju rumah Tita terjadi suatu musibah yang tidak di sangka. Rico mengalami kecelakaan di jalan saat mencoba menghindari anak kecil yang sedang menyebrang. Mendengar kejadian itu Tita langsung menuju ke Rumah sakit untuk melihat keadaan Rico. Beberapa lama setelahnya dokter mengatakan bahwa Rico meninggal, ada keretakan pada tengkorak kepalanya yang menyebabkan pembuluh darahnya pecah.
Tita sangat sedih setelah kejadian itu, namun di sampingnya ada Adit sekarang yang berusaha menenangkannya. Tita menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian itu, sebenarnya Tita sangat menyangi Rico. Tapi karna ke egoisannya sesuatu yang tidak diinginkannya terjadi. Lagi-lagi kini Tita harus mengalami rasanya kehilangan. Cukup lama Tita larut dalam kesedian, selama itu pula Adit setia di sampingnya dan menguatkannya. Membuat Tita sedikit lebih tenang dan bersyukur lagi bahwa dia masih memiliki sahabat seperti Adit.
Hampir setengah tahun sudah sejak kematian Rico, Tita mulai bisa tenang dan sedikit melupakan kesedihannya. Waktu itu Adit mengajak Tita kembali ke taman yang dulu pernah menjadi markas mereka. Taman itu sudah agak berbeda, namun suasana disana masih terasa sama seperti waktu mereka kecil dulu. Sudah lama juga Tita tidak pernah lagi ke tempat itu semenjak ia kuliah. Barulah sekarang ia datang lagi bersama sahabat kecilnya, Adit.
Disana mereka sedikit bernostalgia mengingat saat mereka kecil dulu. Mereka bercengkrama sambil tertawa. Lalu di sela-sela pembicaraan itu Adit tiba-tiba berkata, “Tita, lu masih inget kan surat gue dulu?” “iya dit, kenapa?” Tanya Tita. “lu inget, gue pernah tulis kalau gue mau jujur sama perasaan gue kalau kita udah gede nanti” “emm, iya dit..” jawab Tita. “sekarang gue mau bilang, gue masih sayang lu ta, sejak dulu. Perasaan gue ga pernah berubah sampai detik ini. Gue ga bisa gantiin lu sama orang lain, selama gue di sana gue ga pernah nyari pacar karna gue mau tepatin janji gue ke lu..” Tita hanya diam dan terlihat kaget. Kemudian Adit meneruskan kata-katanya, “Ta, do you want to be my girl? Adit sayang Tita..” wajah Tita pun memerah, dalam hatinya ia sangat senang sekali karna sebenarnya dia juga menyukai Adit sejak dulu. Dan mulai saat itu status hubungan persahabatan mereka pun berubah.